Iklim untuk Anggrek
Berdasarkan tipe suhu dan jenis anggrek yang akan cocok dibudi dayakan, dapat dibedakan menjadi tiga tipe tanaman, yaitu tanaman dengan kebutuhan suhu dingin, sedang, dan hangat. Pengaruh suhu berkaitan dengan proses asimilasi (pembentukan cadangan makanan) dan proses disimilasi (penguraian makanan dan pernafasan). Suhu udara yang tinggi akan meningkatkan respirasi dan merombak sebagian besar hasil fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Anggrek yang akan dibudi dayakan harus disesuaikan dengan kebutuhan suhunya, agar proses asimilasi dan disimilasi berjalan sempurna.
Pada umumnya, anggrek menyukai sirkulasi udara yang lembut dan terus-menerus. Jika sirkulasi udara tidak ada atau tidak lancar, anggrek akan mudah terserang penyakit terutama disebabkan oleh jamur dan bakteri. Bila sirkulasi udara terlalu kencang, anggrek akan mengalami dehidrasi. Jika sirkulasi udara mengalami stagnasi, akan berakibat buruk bagi anggrek. Gejala yang dapat ditemukan akibat dehidrasi, yaitu bunga mengecil, mudah layu, dan kuncup mudah rontok.
Energi yang berasal dari cahaya Matahari dibutuhkan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi atau rendah dapat mengakibatkan kerugian. Kebutuhan intensitas cahaya untuk anggrek dinyatakan dengan satuan lilin cahaya, dan untuk masing-masing jenis anggrek tidak sama. Anggrek epifit membutuhkan intensitas cahaya berkisar 10-50% dan anggrek terestrial sekitar 60-100%.
Kelembapan udara untuk anggrek harus sangat diperhatikan. Pada umumnya, semua anggrek membutuhkan kelembapan udara yang cukup tinggi, bahkan beberapa jenis anggrek membutuhkan kelembapan yang sangat tinggi. Kelembapan udara, lebih diperlukan oleh anggrek dibandingkan media tanaman yang terus-menerus basah. Pada umumnya, tanaman anggrek membutuhkan kelembapan udara pada siang hari berkisar 50-80% dan pada saat musim berbunga sekitar 50-60%. Kelembapan udara sangat dipengaruhi oleh lingkungan lahan. Untuk menjaga kelembapan udara di sekitar tanaman anggrek, agar tetap lengas (lembap), daerah tempat tumbuh anggrek perlu diberi bahan pelindung untuk mengurangi penguapan.
Tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik, jika kebutuhan airnya tercukupi. Penyiraman yang berlebihan akan berdampak buruk bagi tanaman. Kelebihan air justru akan menyebabkan timbulnya penyakit busuk akar atau busuk daun yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Kekeringan yang berkepanjangan harus dihindari karena dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi (kekurangan air) yang ditandai dengan mengerutnya psedobulb (umbi semu). Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman anggrek sangat tergantung pada cuaca (suhu, kelembapan udara, angin, dan cahaya Matahari), jenis, ukuran tanaman, dan keadaan lingkungan tanaman.
Untuk budi daya anggrek, diperlukan berbagai input, yaitu bibit, media tanam, pupuk, greenhouse (jaringan peneduh dan plastik ultraviolet) serta beberapa perlengkapan lain, seperti blower dan selang penyiraman. Untuk meningkatkan kualitas dan keragamannya, anggrek dipasarkan dalam berbagai bentuk olahan, selain sebagai tanaman hias, yaitu sebagai bunga potong, bunga pot, juga digunakan sebagai obat, dan anggrek hibrida. Anggrek hibrida adalah jenis anggrek hasil silangan antara varietas anggrek yang berbeda untuk mendapatkan bentuk dan warna bunga yang lebih menarik.
Karena memiliki kemampuan beradaptasi yang luas, anggrek di berbagai daerah di dunia dapat ditemukan. Akan tetapi, penyebaran anggrek terpusat di sektar khatulistiwa (tropis), yaitu Asia Tenggra, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Kebutuhan anggrek terhadap cahaya berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Ada jenis anggrek yang tidak tahan cahaya langsung, misalnya jenis Cattleya, Dendrobium, dan Phalaeonopsis (anggrek bulan). Akan tetapi, jika cahaya terlalu sedikit, tanaman menjadi hijau tua, tumbuh kurang baik, dan bunga kadang-kadang tidak ke luar sama sekali serta tanaman mudah terserang penyakit, baik oleh bakteri maupun jamur.
Dalam teori pembudidayaan anggrek, cahaya Matahari adalah faktor pertama dari tiga faktor primer lainnya. Selain itu, cahaya Matahari merupakan kunci yang benar-benar utama menuju keberhasilan. Pertumbuhan yang aktif, pendewasaan tanaman, dan produksi bunga dibutuhkan penyediaan energi. Matahari adalah sumber utama dari energi yang dimaksud. Tanaman dapat mengubah tenaga cahaya tersebut menjadi kalori dalam bahan-bahan organik melelui proses fotosintesis. Adapun faktor-faktor lingkungan yang sangat memengaruhi tingkatan fotosintesis pada tanaman anggrek adalah intensitas cahaya, konsentrasi CO2 dalam udara, temperatur, dan penyediaan air.
Intensitas diukur dalam foot candle (lilin cahaya). Satu foot candle adalah kuat cahaya yang dipancarkan oleh lilin standar pada jarak satu foot (12 inci). Matahari penuh pada hari cerah di daerah tropis, mempunyai intensitas kira-kira 10.000 lilin (foot candles). Fotosintesis dapat berjalan lancar tergantung pada intensitas cahayanya. Titik intensitas cahaya yang lebih besar dan tidak menambah kepesatan fotosintesis disebut titik jenuh cahaya.
Jadi, berapa banyak cahaya Matahari yang diberikan, tergantung pada jenis dan tipe anggrek yang bersangkutan serta berhubungan erat dengan keadaan tempat asalnya, yaitu sebagai berikut.
1. Arachis, Renathera, dan Terete Vanda
Tanaman anggrek ini dapat menerima cahaya Matahari penuh (langsung), artinya 100% cahaya Matahari siang tanpa peneduh. Intensitas cahaya Matahari yang tinggi, harus diikuti dengan keadaan temperatur dan medium yang tinggi serta diimbangi oleh kelembapan relatif udara yang tinggi pula.
2. Vanda Daun Sabuk
Tanaman epifit ini mayoritas berasal dari hutan hujan tropis (tropika basah). Itulah sebabnya, daun pada anggrek ini lebar dan lebih rapat daripada tipe terete yang silindris seperti pensil. Dengan permukaan daun yang lebar, ia akan berusaha menangkap sebanyak mungkin cahaya Matahari dalam suasana keteduhan hutan tersebut, yaitu sekitar 25-30% yang sampai pada daunannya. Dalam pembudidayaan, biasanya anggrek ini memperoleh temperatur dan intensitas cahaya Matahari yang lebih tinggi, yaitu dapat mencapai 60-70%.
3. Semiterete Vanda
Ditanam seperti tanaman semiterestria dengan intensitas cahaya antara 75-100% cahaya Matahari siang, tetapi sering pula di bawah Matahari penuh dengan kelembapan tinggi.
4. Cattleya
Termasuk tanaman yang menyukai terang dengan intensitas cahaya Matahari antara 50-60%.
5. Dendrobium
Secara umum, jenis anggrek ini memerlukan cahaya Matahari sebanyak yang diperlukan Cattleya, tetapi tergantung tipenya. Intensitas 60% minimum, cocok untuk kelompok evergreen. Adapun untuk kelompok peluruh (deciduous), membutuhkan peneduh lebih rapat sekalipun dapat sesuai dengan intensitas 60%. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada daun-daunnya yang lebih tipis.
6. Phalaeonopsis
Jenis anggrek ini termasuk tanaman teduh, bahkan teduh sekali. Intensitasnya mencapai 15% pada siang hari sudah cukup. Akan tetapi, dalam masa tumbuh, bila temperatur tidak terlalu menyengat dan kelembapan terlalu tinggi, dapat ditolerir lebih banyak cahaya, bahkan sampai 30% cahaya Matahari langsung.
No comments:
Post a Comment