Sunday, 21 August 2016

Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Stroberi

Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Stroberi
Dalam setiap tanaman gangguan serangga, tungau, dan nematoda merupakan ancaman yang selalu ada. Di samping hama-hama itu dapat merusak  langsung pada tanaman, seperti kerusakan pada akar, daun, bunga, dan buah maka serangga dan tungau pun merupakan pembawa virus dari tanaman sakit yang kemudian ditularkan ke tanaman lainnya. Dengan demikian tanaman yang sehat pun akan dengan  mudah terjangkiti hama atau penyakit. Penyebaran ini umumnya berjalan sangat cepat, sehingga  memerlukan penanganan yang cepat.

A. Hama
Tanaman subtropics ini tidak tahan pada  gangguan hama, dan hama-hama yang  biasa menyerang adalah jenis serangga dan tungu. Hama-hama ini dapat merusak akar, batang, bunga, dan buah. Adapun jenis serangga ini dapat dikelompokkan dalam kelompok pengisap cairan tanaman, pemakan bagian tanaman, penggerek tanaman, dan nematode yang menyerang tanaman.



Tabel: Pengelompokkan hama serangga,  tungu, dan nematoda pada tanaman stroberi

1. Aphid
Hama ini adalah penghisap cairan tanaman. Pengendalian dilakukan dengan pemberian insektisida, Thiodan,     Paration. Caranya dengan penyemprotan secara teratur sepanjang musim penanaman.
2. Tungau,  spider mite
Penyemprotan Kelthane-AP ke bagian bawah daun.
3. Kepik   
Pemberantasan dilakukan dengan Mevinfos  atau  Undeen       

4. Kutu putih    
Kutu ini diberantas dengan insektisida organofosfo.
5. Kumbang moncong
Kumbang  ini adalah  pemakan  tanaman.  Hama ini dibasmi dengan Nexion atau Thiodan dilakukan pada waktu pembungaan mulai.
6. Larva kumbang  & kupu-kupu
Kelompok penggerek pemberian Parathion ke dalam tanah sebelum penanaman.
7. Pratylenchus penetrans,  Longidorus  elongatus, dan Roty lenchus robustus
Nematode perusak akar ini diberantas dengan metilbromida sebanyak 75 kg/1.000 m2 pada saat 3-6 minggu sebelum, penanaman.
Kemudian, masih banyak  lagi jenis hama perusak tanaman stroberi ini.

B. Penyakit pada Tanaman Stroberi
1. Penyakit yang  Disebabkan oleh Cendawan
Selain karena hama yang diterbangkan oleh serangga atau kutu, jenis rongrongan lainnya adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur, bakteri, micoplasma-like organism, dan virus, antara lain: Penyakit empulur merah  (red core/ red stele), yakni penyakit pada tanaman stroberi yang disebabkan oleh cendawan  atau jamur Phytophthora  fragariae. Penyakit ini akan menyerang tanaman yang memiliki drainase kurang baik atau    tanah bereaksi asam.  Tanda-tanda tanaman yang terserang,  adalah gejala layu dan mati karena kekurangan air dan makanan akibat  rusaknya jaringan xylem dan floem. Meski daun berubah menjadi layu tetapi  masih berwarna hijau.  Cara terbaik untuk pengendalian langsung masih belum ditemukan. Agar tidak terjangkit penyakit jenis ini., sebaiknya perhatikan pemakaian varietas yang lebih tahan.  Misalnya kultivar Aberdeen,  Frith,  dan Sheldon.  Pencegahan adalah fumigasi tanah sebelum penanaman.
Penyakit layu verticillium, disebabkan oleh Cendawan Verticillium  alboatrum. Tanaman stroberi yang terserang pada awalnya akan menunjukan gejala tepi dan intervein berwarna cokelat pada daun bagian luar, sedangkan daun bagian dalam masih tampak hijau, tetapi pertumbuhanmya terhambat.  Sebelum tanaman layu keseluruhan, sebaiknya dikendalikan dengan fumigasi tanah, yakni  dengan memberikan campuran kloropikrin dan metilbromida  (1:1) sebanyak 330-500 kg/ha.  Kemudian tanah ditutup dengan plastik poietilen.
Penyakit pembusukan pada  akar pythium, diakibatkan oleh cendawan  Pythium spp.,  yang menyerang akar, sehingga akar-akar   muda berubah menjadi busuk dan menghitam. Tanda-tanda lainnya adalah tanaman menjadi kerdil dan tidak responsif terhadap pemupukan nitrogen.  Sebaiknya gunakan Fumigasi tanah untuk mengendalikan serangan penyakit ini.
Penyakit powdery mildew, ditimbulkan oleh Cendawan  Sphaerotheca mascularis f.sp. fragariae.  Tanda-tandanya adalah daun yang terserang seperti tertutup lapisan tepung putih, kemudian daun rontok. Tepung putih ini adalah misellium cendawan. Serangan cendawan ini mudah meluas karena spora diterbangkan angin. Kelembapan tinggi ditengarai memicu perkembangbiakan cendawan. Oleh karena itu, hindari penyiraman berlebihan, semprotkan pstisida sebulan setelah tanam 2-4 pekan kemudian secara periodic. Jika terlanjur terserang, aplikasikan pestisida berbahan aktif mycobu tamil atau micronize.







Gambar Penyakit Powdery mildew

Penyakit noda merah  (red spot), disebabkan oleh cendawan Diplocarpon earliana atau Gloeosporium fragariae. Serangan noda merah berakibat  daun memiliki  bercak-bercak berdiameter antara 1 hingga 5 mm seperti terbakar berwarna merah keunguan dengan bentuk tidak teratur. Bercak merah keunguan ini juga berkembang pada tangkai bunga, tangkai buah, bunga, kaliks, dan buah.  Bila pada bagian-bagian itu terserang maka daun, bunga, atau buah akhirnya mati karena tangkainya tidak berfungsi lagi dalam penyaluran air dan makanan.  Cara pengendalian yang paling efektif, adalah dengan fungisida  Benlate.
Sedangkan penyakit Grey mould,  disebabkan oleh cendawan  Botrytis cinera. Umumnya jenis sasaran penyakit ini adalah bagian atas tanaman, sehingga bagian yang terserang akan bernoda cokelat  kemudian tertutup oleh lapisan yang agak tebal berwarna abu-abu kecokelatan.  Buah tanaman adalah yang paling banyak terserang penyakit ini. Pengendalian penyakit ini adalah menyemprot tanaman dengan fungisida  Benlate atau Curamil. Cendawan ini merupakan biangkeladi penyakit kapang kelabu yang banyak menginfeksi stroberi yang ditanam di Indonesia. Ketika kelembapan tinggi dan suhu rendah, cendawan lebih mudah berkembangbiak. Cendawan itu mampu bertahan dalam tanah, sehingga intensi grey mould atau kapang kelabu sulit untuk dihindari. Di samping itu, cipratan  air ketika penyiraman atau hujan, adalah  penyebab meluasnya infeksi. Pemakaian mulsa plastik cukup membantu pencegahan.







Gambar Penyakit Grey mould
Dan terakhir adalah penyakit busuk antraknosa (blak spot), yang disebabkan oleh Colletotrichum  fragariae. Cendawan ini dikelompokkan dalam dua bagian, yakni penyebab antraknosa pada buah dan penyebab antraknosa pada stolon, petiole, dan crown. Tanda-tanda buah yang terserang, yakni adanya luka basah (berair) seperti terkena benturan dengan bentuk  lingkaran berwarna cokelat tua. Sedangkan pada stolon dan tangkai daun, patogen ini yang menyebabkan timbulnya luka disekeliling lingkaran stolon. Sebagai tindakan pencegah penyakit ini, maka tanaman harus disemprot dengan fungisida secara teratur setiap minggu sekali.  Terutama pada musim hujan, frekuensi penyemprotan akan lebih baik tiga hari sekali. Namun yang utama adalah menjaga kebersihan lahan dan gunakan irigasi tetes. Sebaiknya diberikan per alur untuk mencegah serangan meluas.














Gambar Penyakit busuk antraknosa

2. Penyakit tanaman stroberi  yang disebabkan oleh bakteri
Tanaman stroberi yang terserang penyakit karena  bakteri tidak banyak jenisnya. Dan penyakit-penyakit yang diakibatkan bakteri yang terpenting, antara lain: Penyakit layu bakteri,  disebabkan oleh  Pseudomonas  solanacearum.  Penyebab penyakit ini  bayak ditemukan pada semaian pembibitan.  Dan yang paling mudah terserang adalah  tanaman yang masih kecil, sedangkan tanaman yang sudah  besar atau dewasa akan lebih tahan. Karena  adanya persenyawaan  B-D-glukogalin yang diproduksi daun stroberi untuk  menghambat pertumbuhan bakteri.  Tanda-tanda adanya penyerangan penyakit ini akan tampak pada tanaman muda yang ditunjukkan dengan jaringan rusak dan  akan tampak rongga-rongga pada xylem yang mengakibatkan  terhentinya jalan air dari tanah ke atas tanaman, sehingga tanaman  menjadi layu. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan membersihkan sekitar semaian dan melakukan fumigasi tanah untuk mengurangi penyebaran lebih luas  penyakit ini. Penyakit bercak pada daun, disebabkan oleh  Xanthomonas  fragariae.  Tanda-tandanya akan tampak pada permukaan bagian bawah daun dengan luka berair. Lama- kelamaan luka ini makin melebar dan membentuk persegi di antara tulang daun. Untuk mencegah atau pengenalian dapat menggunakan antibiotik oksitetrasiklin atau agrimisin.
Sedangkan penyakit hawar daun atau pembusukan pada  daun, disebabkan oleh cendawan  Phomopsis  obcurans.  Penyakit ini ditandai dengan adanya noda berbentuk  bulat hingga 6 bulatan  dengan bagian tengah berwarna  abu-abu dan pada tepinya terdapat lingkaran merah keunguan. Kemudian pada noda yang sudah lama akan berkembang hingga noda membentuk luka menyerupai huruf  V.


3.     Penyakit tanaman stroberi yang disebabkan oleh mycoplasma like organism (MLO)
Tanaman stroberi karena penyakit yang disebabkan oleh  mycoplsma like organism  (MLO), antara lain: Penyakit aster  yellows,  menunjukan gejala berupa daun berukuran kecil, tangkai daun lebih pendek, klorotik, serta helai daun melengkung  ke atas (cupping). Pada daun tua terdapat warna kemerahan, kemudian tanaman akan mati mendadak yang ditandai  dengan semua daun rebah merata pada tanah.  Pada tanaman yang sudah berbuah, dengan adanya serangan ini maka buah yang terbentuk akan memiliki daun-daun berukuran kecil. Sedangkan serangan pada bunga akan menyebabkan berubahnya bunga, seperti daun  (phylloid). Penyerangan penyakit ini dapat dikendalikan dengan melakukan pengendalian wereng daun. Sedangkan penyakit green petal, memiliki gejala yang mirip dengan penyakit aster yellows, bahkan sukar untuk dibedakan dari keduanya. Namun  petal  bunga yang terserang lama-lama akan berubah menjadi merah dan buahnya berubah menjadi seperti kancing karena receptacle membengkak. Dan yang terakhir adalah penyakit witches broom atau sapu setan, dengan tanda-tanda pertumbuhan stolon sangat pendek, sehingga anakan sangat dekat dengan induknya dan memberi penampilan seperti sapu.


4.    Penyakit tanaman stroberi yang disebabkan oleh virus
Virus yang menyerang tanaman stroberi tidak menampakkan gejala yang nyata karena virus-virus ini cukup kompleks. Tanaman yang terserang virus dapat ditandai dengan hilangnya vigor dan pertumbuhan tanman tidak normal karena terhambat. Virus yang ada pada tanaman dari masa tanam awal hingga masa tanam berikutnya akan semakin banyak, sehingga tanaman akan tampak keriput, totol-totol atau mottle, warna daun kekuningan di sepanjang tulang daun, begatu pula dengan ujung daun akan menjadi kuning atau mengalami  klorosis.


No comments:

Post a Comment