Sunday, 14 August 2016

Memantau Induk Sapi Menjelang Beranak

Memantau Induk Sapi Menjelang Beranak
Memantau induk sapi menjelang beranak merupakan langkah awal untuk mengantisipasi kegagalan dalam menolong kelahiran. Dengan pemantauan ini, akan diketahui ketidak normalan kebuntingan atau kondisi lingkungan dengan cepat sehingga dapat ditentukan cara penanggulangannya, baik masalah induk maupun lingkungan yang tidak mendukung tesebut.
Penyebab induk melahirkan karena pengaruh dari dalam tubuh induk, yaitu sebagai berkut.
1. Pengaruh hormon edterogen.
2. Keterbatasan perluasan dan pertumbuhan fetus (janin).
3. Meningkatnya tekanan dalam uterus.
Adapun tanda-tanda induk sapi akan melahirkan, yaitu:
1. Ligamentum (jaringan ikat yang kuat yang mengikat tulang-tulang pada persendian) mengendur.
2. Vulva (kelamin bagian luar) membengkak dan lendir menggantung.
3. Kelenjar mamae atau kelenjar susu (ambing ) berisi penuh dan membengkak, diiikuti ke luarnya kolostrum (air susu yang bewarna kekuningan) menjelang kelahiran.
4. Sapi menyendiri memisahkan diri dari kelompok.
5. Adanya tanda-tanda dolores.
6. Kantong fetus ke luar masuk seperti balon berisi air.
7. Selaput fetus pecah.
8. Cairan fetus ke luar
Untuk keberhasilan melahirkan, cara-cara pemantauan induk menjelang beranak adalah sebagai berikut.
1. Memeriksa dan menjaga sapi dalam kondisi lingkungan yang tidak menimbulkan stres.
Sapi-sapi yang akan melahirkan harus dijaga kondisi lingkungannya agar sapi yang akan beranak tidak stres. Keadaan stres pada sapi tersebut, akan menimbulkan masalah pada saat melahirkan. Dengan demikian, induk yang bunting tua harus diperlakukan dengan hati-hati dan penuh perhatihan.
Lama kehamilan sapi rata-rata 282 hari. Dengan diketahui umur kebuntingan sapi, maka akan dapat diperkirakan dan dipersiapkan ala-alatnya, termasuk kandang untuk menolong induk sapi yang akan melahirkan.
2. Mengindetifikasi dan memantau sapi yang beresiko tinggi.
Sapi yang beresiko tinggi adalah sapi yang kesulitan dalam melahirkan. Hal ini dapat terjadi karena pada masa bunting mengalami kelainan, seperti berikut.
a. Letak fetus sungsang
Letak fetus susang, yaitu sebagian besar bagian belakang (pantat) fetus terletak pada bagian serviks, sehingga yang pertama ke luar bukan kaki depan melainkan kaki belakang.
Distokia adalah kesulitan melahirkan sehingga membahayakan pedet yang akan lahir maupun induknya. Penyebab distokia, yaitu air ketuban dalam kantong fetus sudah pecah dan habis sehingga kering, merah, dan bengkak, sedangkan letak fetus sudah masuk dan uterus telah berkontraksi sehingga tangan kita sulit masuk untuk menolong.
b. Fetus terlalu besar
Fetus yang terlalu besar akan menyulitkan jalannya kelahiran dan harus dibantu dengan cara menarik.
c. Kesalahan letak kepala fetus
Letak kepala yang salah pada fetus akan menyulitkan kelahiran dan sangat membahayakan karena penarikan (extraction force) dapat melukai dan membahayakan induk.
Kelainan letak kepala fetus ada beberapa macam, yaitu:
1) Kepala membengkok ke arah lateral (ke pinggir).
2) Kepala membengok ke arah dada atau antara dua kaki.
Kelainan kaki depan fetus, yaitu bila kaki depan bersama kepala terjepit di dalam pelvis (tulang panggul), sedangkan kelainan kaki belakang fetus, yaitu kaki belakang fetus bengkok dalam pelvis inlet sehingga tarsus dari kaki terjepit jauh dalam pelvis.
Kesalahan letak bahu. Jika bahu fetus yang ke luar lebih dahulu sangat menyulitkan, harus dibetulkan dengan menarik  atau mendorong ke arah kanan atau kiri sesuai kesalahan letak bahu.
3. Memantau dan mengusahakan sapi beranak secara alamiah.
Sapi-sapi yang kebutingannya normal dan tidak ada kelainan, harus dijaga dan diusahakan supaya bisa melahirkan secara alamiah. Dengan kelahiran normal, akan memberi keuntungan bagi peternak, yaitu sebagai berikut.
a. Pedet yang dilahirkan akan lebih baik dan  tidak cacat karena perlakuan saat menolong kelahiran.
b. Lebih ekonomis karena tidak mengeluarkan biaya untuk menolong kelahiran.
c. Induk yang melahirkan lebih terjamin keselamatannya.
d. Tidak ada trauma melahirkan bagi induk yang dapat berakibat turunnya kemampuan reproduksi maupun produksi.

No comments:

Post a Comment